Sebelumnya Lihat__ http://komunitasmarginal.blogspot.com/2013/11/sejarah-masyarakat-indonesia.html
5. Orde Baru
dan Kapitalis Bersenjata
Konsolidasi
kapitalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari scenario lembaga-lembaga
sistem kapitalisme dunia seperti IMF dan World Bank. Kapitalisme dengan
syarat-syarat kekuatan produktif yang rapuh dibidang teknologi serta kurangnya
dana segar untuk modernisasi menjadikan penguasa Orba harus bergantung
sepenuh-penuhnya pada kekuatan modal Internasional Jepang, Amerika, Inggris,
Jerman, Taiwan, Hongkong, dll. Pengabdian Orba pada modal semakin membuktikan
bahwa pada prinsipnya negara Orba dibawah kekuasaan yang dipimpin oleh Jendral
Soeharto adalah ALAT KEPENTINGAN-KEPENTINGAN MODAL.
Pada
tahapan awal konsolidasi kekuasaannya,
Soeharto berhasil memanfaatkan pinjaman hutang luar negeri dan penanaman
modal asing. Soeharto melahirkan orang kaya baru (OKB) dan tumbuhnya Kapitalis.
Soeharto juga memberikan lisensi penuh kepada sekutu dan kerabatnya untuk
monopoli Export-import, penguasaan HPH dan perkebunan-perkebunan kepada
yayasan-yayasan Angkatan Darat. Sehingga seluruh aset ekonomi kekayaan negara
dikuasai oleh kroni-kroni Soeharto. Dan Rezim Orba ini juga menggunakan kekuatan
militernya untuk merefresif, membungkam dan meredam kekritisan dan protes dari
rakyat. Senjatanya yaitu Dwi Fungsi ABRI dengan manifestasinya yaitu kodam,
kodim, korem, koramil, babinsa/binmas. Juga badan extra yudisialnya seperti
BIA, BAIS,dll.
Pada
masa kekuasaan Rezim Orba ada beberapa perlawanan rakyat, tetapi organisasi
perlawanannya lemah sehingga dapat dipukul dengan mudah seperti kasus Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung,dll. Di Gerakan Mahasiswanya sendiri Rezom Orba
mengeluarkan kebijakan NKK/BKK yang jelas-jelas sangat meredam kekritisan
mahasiswa, dan membuat mahasiswa jadi sulit untuk merespon kondisi masyarakat
Indonesia.
Pada
tahun 1997 terjadi krisis yang melanda dunia. Krisis ini diakibatkan oleh over
produksi yang menyebabkan pengembalian modal mengalami kesulitan. Dampak dari
krisis Global ini sangat berpengaruh sekali pada negara-negara dunia ketiga
seperti Indonesia. Ditambah lagi dengan jatuh temponya hutang luar negeri.
Dampak dari krisis ekonomi di Indonesia awal dari keruntuhan Rezim Orba.
Runtuhnya
Orba yang dimulai dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia.
Dampak dari krisis ekonomi tersebut adalah naiknya harga sembako. Sehingga
terjadi pergolakan dimana-mana yang menuntut diturunkannya harga sembako.
Gerakan Mahasiswa yang selama ini vakum mulai bangkit melawan Rezim otoriter
Soeharto. Tuntutan Mahasiswa dan Rakyat yang tadinya mengangkat isu-isu
ekonomis meningkat menjadi isu-isu politis.
Pada
tahun 1998 Gerakan Mahasiswa dan Rakyat berhasil melengserkan Soeharto dari
kursi kekuasaannya. Soeharto digantikan oleh Habibie yang masih anak didiknya.
Habibie hanya setahun berkuasa di Indonesia. GusDur naik sebagai Presiden RI
dan Mega sebagai wakilnya melalui Pemilu 1999 yang katanya demokratis.
6. Indonesia
dalam alam Neo Liberalisme.
Neo liberalisme adalah salah satu bentuk baru
kapitalisme. Jurus neolib ini dilahirkan oleh kapitalisme Internasional
dikarenakan pada saat itu dunia sedang mengalami krisis global. Persaingan
pasar bebas menurut kapitalisme Internasional adalah jawabannya. Sehingga
kesepakatan WTO pada November 1999 di Seattle Amerika adalah tahun 2003 sebagai
tahun diberlakukannya pasar bebas di Indonesia. Dampak dari pasar bebas di
Indonesia ini akan mematikan perekonomian rakyat kecil di Nidonesia. Karena produksi
Indonesia belum mampu bersaing dengan produksi luar negeri, karena keterbatasan
teknologi.
Rezim
Mega-Hamzah yang saat ini memimpin Indonesia ternyata tidak mampu berbuat
banyak untuk menolak Neolib ini. Karena pemerintahan GusDur-Mega masih sangat bergantung
pada pinjaman hutang luar negeri terutama IMF dan World Bank.
Sementara rakyat Indonesia menuntut kepada Rezim yang
baru naik, yang katanya mendapat legitimasi dari rakyat untuk menuntaskan
agenda-agenda Reformasi total, yang beberapa pointnya yaitu pemberantasan KKN,
pemulihan ekonomi, cabut dwi Fungsi TNI/Polri(ABRI), Pengadilan Soeharto &
kroninya serta sita asset-aset kekayaannya untuk subsidi kebutuhan rakyat. Dan
sampai saat ini Rezim Mega-Hamzah belum mampu. Bahkan pemerintahan Mega-Hamzah membuat
konsesi dengan sisa kekuatan lama (sisa Orba dan militer). Inilah yang membuat
terhambatnya proses demikratisasi di Indonesia. Rezim yang diharapkan rakyat
banyak juga menggunakan militer sebagai pendukung kekuasaannya. Ini terbukti
bahwa Rezim Mega-Hamzah sama saja dengan rezim Orba. Bahkan militer
berkali-kali mencoba ingin berkuasa kembali di Indonesia dengan mengeluarkan
jurus pamungkasnya yaitu RUU PKB, dll (terakhir mereka mencoba untuk
mengaburkan tuntutan pencabutan Dwi Fungsi TNI/Polri dengan isu TNI/POLRI
mempunyai hak untuk memilih dan dipilih lewat Pemilu), dan ini justru didukung
oleh Rezim. Ini berarti mereka memberi peluang untuk terjadinya kembali
praktek-praktek militerisme di Indonesia.
7. Hal-hal yang harus kita lakukan untuk merubah Indonesia.
Untuk merubah Indoneisa, kembali kepada cita-cita
kemerdekaan rakyat Indonesia yang sesungguhnya, yaitu membangun suatu
masyarakat yang adil dan makmur. Kita harus menghancurkan dulu sistem
kapitalisme yang sangat menindas tehadap hak-hak kaum pekerja yang menjadi
mayoritas dari rakyat Indonesia. Kita harus membangun Organisasi-organisasi
perlawanan rakyat untuk menentang segala macam system yang tidak berpihak pada
rakyat. Dan kita juga harus mampu mempelopori membentuk system yang berpihak kepada
rakyat. Sistem yang berpihak kepada
rakyat yaitu system Demokrasi Kerakyatan. Kita harus merebut demokrasi sejati,
untuk itu kita harus mentaskan revolusi demokratik di Indonesia. Kita harus
menegakkan demokrasi sepenuhnya di Indonesia. Demokrasi Tanpa Penindasan.
0 komentar:
Posting Komentar